Sel
darah dalam tubuh manusia berfungsi sebagai system pertahanan/kekebaan
tubuh. Tak heran jika, seseorang terserang penyakit, yang melakukan
perlawanan terlebih dahulu adalah sel darah putih ini. dalam bahasa
ilmiah, sel darah putih dikenal dengan nama leukosit. Jumlah sel darah putih pada orang normal dewasa berkisar antara 4500 sampai 10000 sel tiap mm3.
Banyak
faktor yang bisa menyebabkan kuantitas sel darah putih berubah. Salah
satu yang populer adalah gangguan “kanker darah”. Kanker darah atau
biasa disebut leukemia, adalah kondisi dimana sel darah putih
membelah tidak normal (tidak sesuai dengan deret hitung), sehingga
jumlahnya diatas keadaan normal. Akibatya, sel darah putih bisa merusak
sel darah lainnya seperti sel darah merah.
Faktor
lainnya adalah kondisi psikologis seseorang. Dalam keadaan tertekan
atau emosi tidak terkendali, depresi, dan lain-lain, komposisi sel darah
putih dapat berubah. Para peneliti dari University of Birmingham
mengungkapkan bahwa mereka menemukan bukti biologis yang menunjukkan
bahwa kehilangan seseorang yang dicintai bisa menurunkan kekebalan
fisik, sehingga meningkatkan risiko mengalami infeksi yang mengancam
nyawa. Sebab tekanan emosional yang dialami akan menyebabkan menurunnya
efisiensi sel-sel darah putih dalam melawan infeksi.
Dengan
beberapa cara, penelitian yang didanai oleh The Dunhill Medical Trust
ini juga menjelaskan mengapa pasangan yang memiliki pernikahan yang
bahagia bisa saja meninggal dalam jangka waktu yang relatif singkat.
"Ada banyak anekdot tentang pasangan yang sudah menikah selama 40 tahun,
dan ketika salah satu dari mereka meninggal, yang lain akan menyusul
beberapa hari kemudian," ujar Profesor Janet Lord, yang memimpin
penelitian ini.
Ia
menduga ada dasar biologis mengenai kecenderungan tersebut. Namun yang
jelas, kematian yang terjadi bukan disebabkan karena patah hati itu
sendiri, melainkan karena merusak sistem kekebalan. Tim dari University
of Birmingham juga mendapati bahwa orang yang patah hati kemungkinan
besar akan mengalami depresi dan gejala-gejala kegelisahan.
Bagi Lord, yang paling penting hasil penelitian yang diterbitkan dalam jurnal Brain Behaviour and Immunity
ini menunjukkan bahwa kehilangan seseorang memiliki pengaruh fisiologis
pada tubuh. Sehingga orang tersebut harus mendapat support dari
orang-orang disekitarnya, bukan hanya untuk menghilangkan sumber
kesedihannya tersebut.
Banyak
bukti lain bahwa, keadaaan psikologis yang tidak normal dapat membuat
kondisi tubuh tidak fit. Dalam keadaan tertekan misalnya, keadaan fisik
tidak terlalu bugar. Seseorang yang mengalami tekanan emosional negatif
yang kuat, dapat menurunkan komposisi sel darah putih. Ini yang membuat
kondisi fisik juga menurun.
Referensi:
kompas.com
Carol Wide dkk. 2007. Psikologi. Jakarta: Erlangga
Tidak ada komentar:
Posting Komentar